Full width home advertisement

Ceritaku

Portofolio

Post Page Advertisement [Top]


Pantai Siung-tidak ada hubunganya dengan cerita di bawah ini..haha
●●●

Malam hari pun datang, malam Minggu, ya benar, malam yang panjang bagi beberapa orang. Namun bagiku, malam Minggu saat itu tetap seperti biasanya ketika diriku di Kampung halamanku dulu. Yang membedakan hanya aku harus membuat makalah dan belajar untuk OSN pertamina.
   Kuambil laptop dari dalam tasku. Tak lupa kuhidupkan televisi yang berada di ruang santai keluargaku untuk menemaniku. Mungkin sudah menjadi kebiasaanku sejak dari dulu, belajarku selalu  sambil menonton televisi. Mencegah agar aku tidak mengantuk, ketika itulah alasanku melakukan hal itu. Saat itu, tidak ku hiraukan wanita paruh baya yang memperhatikan acara televisi dan duduk lesehan tidak jauh dari tempat dudukku, memang ruangan tempatku berkumpul dengan keluargaku itu tidak ada kursinya, hanya ada beberapa alas untuk tempat duduk lesehan.
Kemudian Ku pencet sebuah tombol yang ada di laptopku, sembari menunggu laptopku dapat beroperasi, kukeluarkan buku dan beberapa lembar kertas dari dalam tasku. Beberapa saat kemudian laptopku pun siap untuk beroperasi, membantuku untuk menyelesaikan makalah. Melihatku demikian wanita tadi sepertinya penasaran terhadap apa yang kulakukan.
                “Buat apa, Le? Tumben kok bawa buku banyak ke rumah?”
“Jadi begini Mbok, aku ikut lomba OSN dan Alhamdulillah aku lolos 9 besar provinsi, kemudian ini untuk mempersiapkan pertarunganku hari Senin besok. Minta do’a restunya ya Mbok, agar lancar aku mengikuti lombanya. Aku tidak berharap menang kok mbok, karena orang-orang yang nanti aku hadapi adalah orang-orang yang hebat, kebanyakan mereka semesternya diatasku”. Jawabku sambil kuketik beberapa kata untuk membuat judul dan beberapa bagian dari pendahuluan makalahku.
“Iya, Le. Semoga lancar ya, Simbok hanya bisa mendoakan. Walaupun banyak lawan kamu nanti yang sudah semester atas, namun kamu jangan minder, kamu sudah masuk 9 besar provinsi, itu sudah sangat bagus. Kamu sudah mengalahkan banyak orang dari yang seleksi dulu. Simbok tidak menuntut banyak kok Le, cuma ketika nanti kau pulang kamu harus pulang ke rumah ini”. Tutur kata yang terucap dari wanita itu, tersirat bahwa sedang ada sesuatu antara wanita itu dengan seseorang yang paling sabar sedunia menurutku.
“He’em, Mbok. Aku pulangnya ke rumah ini kok”. Aku tidak ingin mencampuri urusan mereka.
                Kulanjutkan ketikanku dan sejenak kuselingi dengan membaca buku yang tebalnya kira-kira 6 cm. Setelah beberapa saat membaca beberapa kata-kata dan huruf yang aneh seperti rumus yang sulit untuk aku pahami, mataku pun akhirnya tidak mampu menahan rasa kantukku. Dengan laptop yang menyala, makalah yang belum terselesaikan dan beberapa buku yang sedikit berserakan, kubiarkan diri ini terlelap.

●●●

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]