●●●
Ahamdulillah, pertama dan yang paling utama ucap syukurku selalu kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga aku dapat
berbagi cerita pengalamanku yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku ini.
Sukses dan berhasil adalah impian dan tujuan setiap orang dalam segala aspek
kehidupannya. Hal itu akan terwujud bila ada usaha dan doa tentunya. Namun
terkadang jangankan sukses, untuk memulai saja banyak orang yang tidak berhasil
dan menyerah begitu saja.
●●●
Aku duduk di sebuah ruangan yang sedikit dingin,
memperhatikan seseorang yang berusaha untuk menjelaskan mata kuliah
dengan tulisan. Entah apa yang kurasakan saat itu sama atau tidak dengan
teman-teman sekelilingku bahwa kuliah saat itu benar-benar monoton. Seseorang
yang sebenarnya aku kagumi karena dengan umur yang dapat dilihat dari rambutnya
yang sudah putih semua, sebagian rambut depannya sudah habis, dan jalannya pun
sudah tidak tegak, dia masih semangat untuk mendidik para mahasiswa, sungguh
semangat yang luar biasa. Namun kagumku tak mampu menahan monotonnya suasana
saat itu. Aku ingat waktu itu hari kamis, iya, walaupun dengan suasana yang
kurang bersahabat dan ditambah dengan keadaan pikiran yang penuh dengan banyak
sekali tugas kuliah, organisasi, kepanitiaan, dan lainnya bercampur aduk
sehingga sulit untuk ku berkonsentrasi.
Sembari mendengarkan sedikit penjelasan yang
menurutku seperti monolog yang tak terdengar, aku pun mencacat apa yang
ditulisnya dipapan tulis. Tapi lama-lama aku menjadi merasa kasihan kepadanya
karena aku dan teman-teman seruangan itu seperti tidak menghiraukan apa yang
dia jelaskan. Sontak saat itu aku langsung berpikir untuk tetap menulis semua
yang dia tulis dipapan tulis, aku berpikir segala sesuatu yang diberikan oleh
pendidik pasti ada sesuatu yang dapat diambil hikmahnya. Aku langsung serius
sekali menulis, seperti tidak sadar bahwa saat baru masuk keruangan tersebut
aku sudah telat beberapa menit, tasku yang berisi laptop pun terjatuh dan
perasaan khawatir bila laptopku rusak pun aku biarkan.
Setelah beberapa menit berlalu, kulihat orang yang
didepan tadi berkemas-kemas, pertanda jam kuliah hampir habis. Aku langsung
tertuju pada laptopku. Cepat-cepat aku membuka tas kemudian kuambil laptopku
dan aku coba untuk menghidupkannya. Dengan perasaan khawatir dan berharap
laptopku tidak rusak, ku tekan tombol power. Kutunggu
satu menit kemudian, dua menit, tiga menit, dan akhirnya aku tahu laptopku
telah meninggalkanku. Aku merasa hari itu sangat-sangat tidak bersahabat
sekali.
“Zzzzzzzt...zzzzzzt” tiba-tiba kurasakan getaran handphone di saku
celanaku.
Anggapku, itu hanya pesan singkat dari teman
kepanitiaan atau kalau enggak teman
organisasi. Tanpa menghiraukan sms yang ada di handphone-ku
tadi, lalu sejenak aku berpikir bagaimana memperbaiki laptopku.
“Zzzzzzzt...zzzzzzt” handphone-ku
bergetar lagi.
Tanpa ada firasat apapun dan tanda-tanda apapun
yang aku rasakan, langsung kukeluarkan handphone-ku dari
saku dan aku buka aplikasi pesan singkat. Awalnya ku kira itu hanya pesan dari
operator jaringan, dan biasanya memang begitu. Namun setelah kubaca dengan
saksama pesan singkat itu berisikan..., memang benar pengumuman dari operator.
Selanjutnya ku buka pesan singkat yang kedua, dengan mata yang tertuju pada
layar handphone, ku
baca kata demi kata, dan isinya yaitu menginfokan bahwa aku masuk 9 besar OSN
Pertamina tingkat provinsi. Kalau orang lain mesti sudah jungkir balik, teriak,
tersenyum dan lain sebagainya yang menunjukkan ekspresi kebahagiaan dapat
pengumuman tentang keberhasilan. Beda dengan diriku saat itu, aku malah
bingung, heran, bertanya-tanya, dan menganggapnya hal itu hanya pesan singkat
yang bertujuan untuk menipu. Singkat cerita, memang aku pernah ikut seleksi
tingkat provinsi, namun pada pengumuman sebelumnya aku tidak termasuk 9 besar
provinsi. Hal itulah yang membuat aku tidak mempercayai pesang singkat
tersebut. Tetap saja rasa penasaran terhadap kebenaran pesan singkat itu ada,
yang pada saat itu membuat aku tidak kehilangan akal untuk mencoba mengetes
nomor yang digunakan atas nama panitia untuk mengirim pesan singkat tersebut.
Aku berpura-pura untuk menanyakan..., wah panjang ini ceritanya, langsung saja
ya, akhirnya dengan penuh perjuangan untuk memperoleh akses internet dan dengan
rasa penasaran yang menghilangkan kekecewaanku, pada pengumuman yang di
publikasikan secara online,
terlihat namaku tersurat dalam sebuah dokumen yang ada di web perlombaan
tersebut. Perlahan-lahan rasa tidak percaya dan senang yang mulai menyebar
keseluruh badanku memaksa bibirku untuk sedikit tersenyum dan berkali-kali
hatiku berucap syukur kepada Allah SWT. Lolosnya diriku menyusul 2 perwakilan
lain dari bidang yang sama yaitu fisika untuk berperang dengan 6 perwakilan
dari perguruan tinggi yang lain dikat provinsi.
Tiga hari efektif yang dapat aku pergunakan untuk
mempersiapkan pertarungan di tingkat provinsi. Iya hanya tiga hari, aku harus
membuat sebuah makalah, media presentasi, dan kemampuan penguasaan teori.
Rasanya sulit sekali dan tak pernah aku membuat sebuah makalah yang bersifat
ilmiah dalam waktu sesingkat itu. Persiapanku lebih sedikit dibandingkan dengan
peserta yang lain yang dapat mempersiapkan segala sesuatunya dalam 2 minggu,
tetapi untuk mempersiapkan makalah dan presentasinya memang mereka juga tidak
sampai punya waktu efektif 1 minggu.
●●●
No comments:
Post a Comment